Kiat Meraih Kesuksesan


“The Power of Probability and Repetition” 


Setelah hampir dua puluh enam tahun saya hidup di dunia, saya masih mencari-cari apa rahasia kesuksesan itu? Setelah saya lulus kuliah dan berhadapan dengan proses pencarian kerja yang harus saya akui lebih menantang daripada perkiraan saya. Perjalanan serta pilihan hidup saya akhirnya mengantarkan pribadi untuk bekerja di bidang sales. Yupz...., sales sebagai ujung tombak perusahaan. Sebagai representasi perusahaan di garda terdepan, tugas saya adalah untuk berhadapan dengan costumer secara langsung dan menawarkan produk kebutuhan sehari-hari seperti mie instan, sabun dan pampers.

Banyak sekali pengalaman yang saya temui selama saya bekerja sebagai sales, namun demikian proses pencarian kerja sendiri juga merupakan hal yang menarik, menantang dan yang paling penting memberikan pelajaran kepada saya tentang arti kesuksesan dan bagaimana cara meraih kesuksesan itu.

Menurut sahabat, apakah arti kesuksesan itu? Tentulah arti kesuksesan bagi satu orang dan lainnya berbeda-beda. Namun dari pengamatan yang saya lakukan, hampir semua orang mengatakan bahwa kesuksesan adalah ketika mereka bisa meraih sesuatu —sesuai keinginan masing-masing individu— yang tidak mereka miliki saat ini. Contohnya ketika saya menjadi mahasiswa kesuksesan bagi saya adalah ketika saya lulus. Di mana saat itu saya masih belum memiliki gelar dan ijazah yang menjadi penanda bahwa saya berhasil meraih kelulusan dan sekaligus bukti bagi saya bahwa saya telah berhasil mencapai arti kesuksesan saya saat itu. Sedang saat ini, ketika saya sudah bekerja, arti kesuksesan bagi saya adalah uang, uang yang cukup untuk membuat saya tak perlu lagi terbatasi dan bisa punya lebih banyak waktu untuk melakukan hal-hal yang ingin saya lakukan.

Seperti yang saya singgung di atas, mendapatkan pekerjaan bukanlah sesuatu yang mudah bagi saya. Dalam tempo 7 bulan setelah saya dinyatakan lulus kuliah, kurang lebih 250 lamaran saya kirim dan dari 48 kali tes yang saya ikuti, hanya 3 tes di mana saya dinyatakan diterima”

Dari stastistik di atas, apakah sahabat sudah mulai mengetahui arah dari apa yang hendak saya bahas? Jika kita cermati dari 250 lamaran yang saya kirim, 48 perusahaan memanggil saya untuk tes, maka kemungkinan saya untuk dipanggil tes -+ 5 : 1 —dibaca lima banding satu—.

Sedangkan dari 48 tes tersebut saya berhasil diterima di 3 perusahaan, maka kemungkinan saya untuk lolos hingga dinyatakan diterima -+ 16 : 1. 

Hal yang menarik adalah 3 perusahaan yang menyatakan bahwa saya diterima berada di rentang waktu dua bulan terakhir dari masa pencarian kerja saya. 

Atau dengan kata lain bulan pertama hingga bulan ke-lima sejak saya dinyatakan lulus, semua tes yang saya lakukan berujung kegagalan, namun demikian hal tersebut bukanlah suatu kesia-siaan. Berkat kegagalan yang saya lakukan, saya menjadi belajar terkait apa yang dibutuhkan dalam dunia kerja, sehingga pada bulan ke-enam dan ke-tujuh saya berhasil mendapatkan pekerjaan, yang merupakan tujuan utama saya saat itu.

Jika saat itu saya memutuskan untuk mencari pekerjaan lainnya dan melewatkan 3 perusahaan yang mau menerima saya. Saya yakin bahwa probabilitas saya untuk mendapatkan pekerjaan akan semakin besar, hal tersebut karena saya telah mendapatkan ilmu dan pengalaman dari kegagalan-kegagalan saya di waktu sebelumnya.

Dari pengalaman saya di atas saya pun memahami rumus meraih kesuksesan —bagi saya—:

1. Pilih tujuan dengan probabilitas yang masuk akal

Jika semua faktor bisa dikontrol, hasilnya pun bisa dikontrol. Namun demikian, dunia ini memiliki terlalu banyak variabel yang tidak bisa kita kontrol. Contohnya, ketika kita ingin naik motor dengan aman. Kita bisa mengontrol kecepatan dari motor kita, pun bisa mengatur lajur yang kita lalui serta pakaian yang kita kenakan. Namun demikian, jalan yang berlubang, cuaca hari ini, hingga pengemudi motor lain tidak bisa kita kontrol. Bisa jadi kita sudah berjalan di lajur yang benar namun pengemudi lain dengan seenaknya menabrak kita dari belakang.

Untuk itulah hal pertama yang perlu kita lakukan adalah memahami bahwa ada banyak sekali hal di dunia ini yang tidak bisa kita kontrol. Sehingga yang bisa kita lakukan adalah berusaha untuk meningkatkan peluang kita meraih tujuan yang kita cari. 

Saya adalah lulusan komunikasi, untuk itu pekerjaan yang dengan peluang tertinggi saya untuk diterima adalah di bidang jurnalistik. Apalagi saat saya kuliah, saya aktif di bidang tersebut. Jika saya mengira-ngira probabilitas saya untuk bekerja di bidang jurnalistik adalah 60%, saya bisa saja mencoba menjadi dokter dengan gelar komunikasi --toh, tidak ada yang melarang saya untuk mencoba—, namun demikian probabilitas saya untuk berhasil akan sangat kecil, jika saya kira-kira sekitar 0,0000001%. 

Perlu saya tekankah bahwa nilai probabilitas yang saya tulis di atas hanyalah sekedar ilustrasi, namun demikian tentulah sahabat bisa mendapat gambaran. Bahwa sekeras apapun saya bekerja, dengan gelar saya sebagai lulusan komunikasi, kemungkinan saya untuk menjadi dokter masihlah sangat kecil. Walaupun perlu digaris bawahi juga bahwa kemungkiannya tidaklah 0%.

2. Tidak ada hal dengan tingkat keberhasilan 100% maupun 0%

Seperti yang telah saya singgung di atas, bahwa dunia ini terlalu banyak faktor yang tidak bisa kita kontrol. Dengan memahami pernyataan di atas, kita akan bisa lebih menerima apapun hasil yang akan terjadi. Karena kita menjadi sadar bahwa tidak ada seorang pun yang dapat menjamin kesuksesan kita. Ini semua hanya tentang angka dan usaha kita untuk menaikkan presentase keberhasilan dari setiap tujuan yang hendak kita raih. Pada akhirnya ini hanyalah permainan angka, bukan? Jika probabilitas kita memang besar, cepat atau lambat pasti akan berhasil.

3. The Power of Repetisi

Otot perlu dilatih berkali-kali agar menjadi kuat, pisau pun perlu diasah berkali-kali untuk menjadi tajam, begitu pula dengan kita. Mungkin kata-kata tersebut terlihat klise, namun demikian saya percaya hal itu adalah benar adanya. 

Seperti halnya saat saya melamar kerja, repetisi tidak akan serta merta membuat saya diterima, karena tak ada yang bisa menjamin bahwa saya akan diterima. Peran repetisi adalah untuk meningkatakan probabilitas kita. Karena semakin banyak pengulangan yang saya lakukan saya makin menyadari serta memperbaiki kesalahan saya yang ujungnya adalah meningkatnya probabilitas saya.

Saya ilustrasikan dengan kisah pendiri KFC Colonel Sanders. Sebelum KFC menjadi restoran yang terkenal seperti sekarang. 

Singkat cerita, setelah pensiun dari tentara, Colonel yang saat itu berumur 40 tahunan usahanya bangkrut dan bingung bagaimana dia bisa hidup dengan uang pensiunnya saja. Dia pun memutuskan untuk berkendara dan menjajakan resep ayam goreng buatannya. Dia pun mendapatkan penolakan hingga ribuan kali, sebelum akhirnya berhasil menjual resep ayam goreng buatannya.

Bukan hanya Colonel Sanders, banyak tokoh-tokoh lain yang berhasil setelah mencoba berkali-kali. Mulai dari J. K. Rowling pengarang Harry Potter yang mendapat penolakan berkali-kali sebelum ada penerbit yang mau menerbitkan bukunya. Pun juga dengan Walt Disney, sebelum namanya dikenal sebagai perusahaan raksasa di dunia hiburan, Walt Disney yang juga merupakan nama sang founder harus berhadapan kegagalan demi kegagalan di dunia animasi, namun dia tak menyerah dan mencoba berkali-kali hingga dewi fortuna mengantarkan dirinya ke tangga kesuksesan.

Thomas A. Edison, penemu bola lampu mengatakan bahwa keberuntungan adalah ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan. Repetisi adalah salah satu jalan bagi kita untuk meningkatkan kesiapan kita ketika kesempatan itu datang.

4. Do What You Love, Love What You Do

Semua hal di atas akan berhasil jika dan hanya jika sahabat melakukan hal tersebut dari dalam hati, dan bukan paksaan atau tuntutan dari orang lain. Akan lebih baik lagi jika hal yang sahabat kejar merupakan hal yang sahabat sukai.

Di sini saya akan memberi contoh diri saya sendiri yang bekerja di bidang sales. Saya sendiri merasa tidak cocok di bidang ini, pun beberapa kali saya memutuskan bahwa ini sudah cukup. 

Namun demikian saya merasa bahwa di sini mata saya bisa melihat kenyataan yang mungkin tak bisa dilihat banyak orang, tentang manusia dan hubungannya. Tentang bagaimana memahami dan berteman dengan manusia lain dari kelas Sultan --pemilik toko yang zuuperr kaya--, hinggak rakyat biasa dengan berbagai latar belakangnya.

Hal tersebut bukannya tidak bisa saya lakukan jika saya tidak bekerja di bidang sales. Namun title sales dengan segala tanggung jawabnya saya gunakan sebagai faktor pemaksa untuk saya memahami manusia dengan lebih mendalam.

Saya tidak tau sejauh apa saya bisa berjalan. Namun saya tetap bersyukur dengan segala kekurangan saya, saya bisa sampai sejauh ini. ^_^

Karena saya yakin ada hal selain uang yang coba saya raih di sini.

Begitu juga seorang ayah yang berusaha mancari penghidupan untuk anaknya, mungkin dia tidak suka pekerjaannya, namun demi keluarga dia rela melakukan sesuatu yang mungkin dia benci.

Jadi tanyakanlah pada diri sahabat apa yang sahabat inginkan. Jika hal itu murni dari dalam hati dan bukan paksaan orang lain. Selama probabilitasnyanya masuk akal, serta sahabat terus melakukan repetisi untuk meningkatkan chance yang ada, cepat atau lambat kesuksesan yang sahabat inginkan pasti bisa diraih.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.